T-REC semarang-TUGUMUDA REPTILES COMMUNITY
SEMARANG—KOMUNITAS REPTIL SEMARANG
More info :
minat gabung : (
menerima keanggotaan diluar kota Semarang )
08995557626
..................................
KSE – KOMUNITAS
SATWA EKSOTIK – EXOTIC PETS COMMUNITY-- INDONESIA
Visit
Our Community and Joint W/ Us....Welcome All Over The World
KSE = KOMUNITAS SATWA
EKSOTIK
MENGATASI KENDALA MINAT DAN JARAK
KAMI ADA DI TIAP KOTA DI INDONESIA
MENGATASI KENDALA MINAT DAN JARAK
KAMI ADA DI TIAP KOTA DI INDONESIA
GABUNG.........HUBUNGI 08995557626
.........................
..........KUMPULAN ARTIKEL-ARTIKEL BERBAHASA INDONESIA YANG BERKAITAN DENGAN
TOPIK JUDUL.....YANG DIAMBIL DARI PENCARIAN DI GOOGLE DENGAN MENYERTAI LINK
SUMBER NYA...UNTUK MENAMBAH PENGETAHUAN DAN SEMOGA BERMANFAAT BAGI SEMUA.......
pengetahuan singkat tentang musang pandan -basic for civet
Musang luwak
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang
termasuk suku musang
dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus
dan di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga
dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi),
careuh bulan (Sunda), luak atau luwak (Jawa),
serta common palm civet, common musang, house musang atau toddy
cat dalam bahasa Inggris.
Pemerian
Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar 40 cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya.
Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Hewan betina memiliki tiga pasang puting susu.
Kebiasaan
Musang luwak adalah salah satu jenis mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal, lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktivitas hidupnya.Dalam gelap malam tidak jarang musang luwak terlihat berjalan di atas atap rumah, meniti kabel listrik untuk berpindah dari satu bangunan ke lain bangunan, atau bahkan juga turun ke tanah di dekat dapur rumah. Musang luwak juga menyukai hutan-hutan sekunder.
Musang ini kerap dituduh sebagai pencuri ayam, walaupun tampaknya lebih sering memakan aneka buah-buahan di kebun dan pekarangan. Termasuk di antaranya pepaya, pisang, dan buah pohon kayu afrika (Maesopsis eminii). Mangsa yang lain adalah aneka serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus.
Di tempat-tempat yang biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, seringkali didapati tumpukan kotoran musang dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di dalamnya. Agaknya pencernaan musang ini begitu singkat dan sederhana, sehingga biji-biji itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu pulalah, konon musang luwak memilih buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya. Maka terkenal istilah kopi luwak dari Jawa, yang menurut cerita dari mulut ke mulut diperoleh dari biji kopi hasil pilihan musang luwak, dan telah mengalami ‘proses’ melalui pencernaannya!
Akan tetapi sesungguhnya ada implikasi ekologis yang penting dari kebiasaan musang tersebut. Jenis-jenis musang lalu dikenal sebagai pemencar biji yang baik dan sangat penting peranannya dalam ekosistem hutan.
Pada siang hari musang luwak tidur di lubang-lubang kayu, atau jika di perkotaan, di ruang-ruang gelap di bawah atap. Hewan ini melahirkan 2-4 anak, yang diasuh induk betina hingga mampu mencari makanan sendiri.
Sebagaimana aneka kerabatnya dari Viverridae, musang luwak mengeluarkan semacam bau dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan. Kemungkinan bau ini digunakan untuk menandai batas-batas teritorinya, dan pada pihak lain untuk mengetahui kehadiran hewan sejenisnya di wilayah jelajahnya.
Jenis yang berkerabat dan penyebaran
Ada empat
spesies musang dari marga
Paradoxurus, yalah:
- Paradoxurus hermaphroditus, musang luwak, yang menyebar luas mulai dari India dan bagian utara Pakistan di barat, Sri Lanka, Bangladesh, Burma, Asia Tenggara, Tiongkok selatan, Semenanjung Malaya hingga ke Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, serta Taliabu dan Seram di Maluku.
- Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka.
- Paradoxurus jerdoni, menyebar terbatas di negara bagian Kerala, India selatan.
- Paradoxurus lignicolor, menyebar terbatas di Kepulauan Mentawai.
Jenis yang serupa
- Musang akar (Arctogalidia trivirgata), dengan ekor yang umumnya lebih panjang dari kepala dan tubuhnya, tiga garis punggung yang tanpa atau hampir tidak terputus, dan tidak memiliki bintik-bintik di sisi tubuhnya. Musang akar hidup di hutan.
- Musang galing (Paguma larvata), biasanya lebih kemerahan (tengguli), tanpa bintik-bintik di sisi tubuh, wajah putih kekuningan dengan ‘topeng’ gelap kehitaman di sekitar mata.
- Musang rase (Viverricula indica), ekor berbelang-belang sempurna, hitam putih, 6-9 buah.
Di beberapa daerah di Indonesia, hewan ini dikenal dengan
beberapa nama seperti Musang (Betawi), Careuh (Sunda), dan Luwak
atau Luak (Jawa). Sedang dalam bahasa Inggris binatang seukuran kucing ini
disebut Common Palm Civet, Mentawai Palm Civet, Common Musang, House Musang
atau Toddy Cat.
Dalam bahasa ilmiah Musang Pandan disebut Paradoxurus hermaphroditus. Nama ini berasal dari fakta bahwa Luwak memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan.
Musang saat ini walaupun belum punah, tetapi habitatnya sudah mulai sulit ditemukan, selain karena reputasinya yang jelek sebagai pencuri juga karena pembangunan yang tidak mendukung untuk tempat berkembangnya Musang. Terkadang namanya pun banyak disematkan pada peribahasa-peribahasa yang bermakna kurang baik.
Di perkotaan tempat yang bisa dipakai untuk bersarang Musang masih banyak di jumpai seperti di atas plafon rumah atau kantor, tetapi daerah untuk mencari sumber makanan yang agak sulit ditemukan oleh Musang, karena sedikitnya pohon buah-buahan yang boleh diambil gratis oleh Musang. Mungkin karena tidak tersedianya buah-buahan di pohon sebagai sumber makanannya, maka terpaksalah Musang makan kepala ayam, merpati peliharaan bahkan telur-telurnya. Inilah akhir dari sejarah petualangan si Musang karena diburu dan kemudian di bunuh tanpa ampun.
Padahal terdapat sisi baik dari Musang yang sering disebut Luwak kalau di Jawa (Paradoxurus hermaphrodites). Banyak yang mengenal Musang sebagai binatang yang pandai memilih biji kopi terbaik yang setelah dimakan dan dikeluarkan bersama tinjanya kemudian menjadi komoditas kopi pilihan yang sering disebut kopi luwak. Sebetulnya Musang tidak hanya memakan biji kopi saja, tetapi juga buah-buahan kecil yang lain seperti rambutan, alkautsar, sawo kecik dsb, yang kemudian biji dari buah-buahan tersebut akan tersebar dan dapat tumbuh menjadi pohon-pohon baru.
Nah kalau begitu Musang sangat berjasa membantu penghijauan, puji syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan makhluk dengan pencernaan yang sederhana sehingga biji-bijian yang dimakannya akan dikeluarkan kembali utuh bersama kotorannya. Kebiasaan makan hewan ini membuatnya mempunyai peranan penting dalam ekologis sebagai pemencar biji yang baik.
Dalam bahasa ilmiah Musang Pandan disebut Paradoxurus hermaphroditus. Nama ini berasal dari fakta bahwa Luwak memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan.
Musang saat ini walaupun belum punah, tetapi habitatnya sudah mulai sulit ditemukan, selain karena reputasinya yang jelek sebagai pencuri juga karena pembangunan yang tidak mendukung untuk tempat berkembangnya Musang. Terkadang namanya pun banyak disematkan pada peribahasa-peribahasa yang bermakna kurang baik.
Di perkotaan tempat yang bisa dipakai untuk bersarang Musang masih banyak di jumpai seperti di atas plafon rumah atau kantor, tetapi daerah untuk mencari sumber makanan yang agak sulit ditemukan oleh Musang, karena sedikitnya pohon buah-buahan yang boleh diambil gratis oleh Musang. Mungkin karena tidak tersedianya buah-buahan di pohon sebagai sumber makanannya, maka terpaksalah Musang makan kepala ayam, merpati peliharaan bahkan telur-telurnya. Inilah akhir dari sejarah petualangan si Musang karena diburu dan kemudian di bunuh tanpa ampun.
Padahal terdapat sisi baik dari Musang yang sering disebut Luwak kalau di Jawa (Paradoxurus hermaphrodites). Banyak yang mengenal Musang sebagai binatang yang pandai memilih biji kopi terbaik yang setelah dimakan dan dikeluarkan bersama tinjanya kemudian menjadi komoditas kopi pilihan yang sering disebut kopi luwak. Sebetulnya Musang tidak hanya memakan biji kopi saja, tetapi juga buah-buahan kecil yang lain seperti rambutan, alkautsar, sawo kecik dsb, yang kemudian biji dari buah-buahan tersebut akan tersebar dan dapat tumbuh menjadi pohon-pohon baru.
Nah kalau begitu Musang sangat berjasa membantu penghijauan, puji syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan makhluk dengan pencernaan yang sederhana sehingga biji-bijian yang dimakannya akan dikeluarkan kembali utuh bersama kotorannya. Kebiasaan makan hewan ini membuatnya mempunyai peranan penting dalam ekologis sebagai pemencar biji yang baik.
Diskripsi, Ciri, dan Perilaku. Musang Pandan atau
Common Palm Civet bertubuh sedang berukuran sekitar 50 cm dengan ekor panjang
mencapai 45 cm dan berat rata-rata 3,2 kg. Tubuh Luwak ditutupi bulu berwarna
kecoklatan dengan moncong dan ekor berwarna kehitaman.
Sisi bagian atas berwarna abu-abu kecoklatan dengan variasi warna coklat merah tua. Muka kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan mamalia yang bersifat arboreal (hidup di pepohonan) meski sering juga turun di atas tanah. Musang Pandan juga merupakan binatang nokturnal yang beraktifitas di malam hari.
Musang Pandan merupakan hewan omnivora. Makanan utamanya adalah buah-buahan lembek seperti buah kopi, mangga, pepaya, dan rambutan. Namun Luwak juga memakan telur, serangga, burung dan mamalia kecil.
Persebaran dan Konservasi. Musang Pandan atau Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus) tersebar luas mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.
Di Indonesia Musang Pandan tersebar secara alami mulai dari Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain itu juga telah diintoduksi ke Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Habitat yang disukai adalah hutan, semak-semak, hutan sekunder, perkebunan, dan di sekitar pemukiman manusia. Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus) dapat hidup di daerah dataran rendah hingga di daerah dengan ketinggian 2.500 meter dpl.
Populasi dianggap masih banyak dan aman dari kepunahan. Karena itu, IUCN Redlist hanya memasukkannya dalam status konservasi Least Concern sejak 1996.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Viverridae; Genus: Paradoxurus; Spesies: Paradoxurus hermaphroditus.
Sisi bagian atas berwarna abu-abu kecoklatan dengan variasi warna coklat merah tua. Muka kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan mamalia yang bersifat arboreal (hidup di pepohonan) meski sering juga turun di atas tanah. Musang Pandan juga merupakan binatang nokturnal yang beraktifitas di malam hari.
Musang Pandan merupakan hewan omnivora. Makanan utamanya adalah buah-buahan lembek seperti buah kopi, mangga, pepaya, dan rambutan. Namun Luwak juga memakan telur, serangga, burung dan mamalia kecil.
Persebaran dan Konservasi. Musang Pandan atau Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus) tersebar luas mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.
Di Indonesia Musang Pandan tersebar secara alami mulai dari Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain itu juga telah diintoduksi ke Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Habitat yang disukai adalah hutan, semak-semak, hutan sekunder, perkebunan, dan di sekitar pemukiman manusia. Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus) dapat hidup di daerah dataran rendah hingga di daerah dengan ketinggian 2.500 meter dpl.
Populasi dianggap masih banyak dan aman dari kepunahan. Karena itu, IUCN Redlist hanya memasukkannya dalam status konservasi Least Concern sejak 1996.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Viverridae; Genus: Paradoxurus; Spesies: Paradoxurus hermaphroditus.
Musang pandan
(Paradoxurus hermaphroditus)
Musang pandan atau dengan nama latin (Paradoxurus
hermaphroditus) yang asli daerah dalam dan di sekitar Asia, mulai sejauh
timur seperti Filipina dan sejauh barat Kashmir. Mereka luas tetapi sebagian
besar ditemukan di selatan Cina, Himalaya utara, India selatan, dan pulau-pulau
di Samudra Hindia, Laut Cina Selatan, dan Laut Filipina. Populasi luwak sawit
Asian terlihat di Sumatera, Bhutan, Jawa, Kalimantan, Sri Lanka, Thailand,
Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia, Laos, Nepal, Singapura, dan Kepulauan Sunda.
Habitat
Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus) dapat hidup di berbagai habitat. Mereka secara alami hidup di hutan subtropis dan tropis, namun di wilayah yang dikembangkan mereka juga ditemukan di taman, kebun pinggiran kota, perkebunan, dan kebun buah-buahan. Dimana musang ini memilih tinggal sebagian besar tergantung pada ketersediaan makanan dan adanya daerah yang mereka dapat beristirahat dalam, seperti cekungan pohon, celah-celah batu, atau dedaunan lebat. Musang kelapa Asia arboreal sehingga mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon-pohon buah dan pohon ara
Deskripsi fisik .
Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus) sering disebut "musang kucing" karena penampilan mereka yang serupa untuk kedua hewan. Musang kelapa Asia kecil, beratnya hanya sekitar tiga kilogram dengan panjang tubuh rata-rata 50 sentimeter, dan ekor yang 48 cm panjang. Mereka memiliki tubuh memanjang dengan kaki pendek, dan ekor yang hampir sepanjang kepala dan tubuh mereka dikombinasikan. Hidung mereka adalah menunjuk dan menonjol dari wajah kecil mereka. Mereka memiliki wajah sebagian besar seperti kucing, tapi musang kelapa memiliki panjang dan datar tengkorak. Sehubungan dengan kepala mereka, musang kelapa memiliki mata gelap besar dan menunjuk telinga besar. Mantel musang pandan singkat, kasar, dan biasanya berwarna hitam atau abu-abu dengan rambut penjaga hitam-tipped seluruh. Seperti racoons, wajah musang yang terbalut dan memiliki putih bulu bawah dan di atas mata dan di setiap sisi hidung. Mereka dapat diakui oleh garis-garis gelap di punggung mereka dan tiga baris bintik-bintik hitam berbintik-bintik di setiap sisi tubuh mereka dan menutupi kaki mereka. Namun, tanda-tanda ini kurang dikenal dalam masa remaja. Tidak seperti musang lainnya, musang pandan tidak memiliki cincin hitam. Sebaliknya, mereka hanya berujung hitam di akhir. Faktor lain yang membedakan bahwa rambut leher mereka tumbuh mundur, sedangkan anggota lain dari keluarga luwak telah maju tumbuh rambut leher. spesies ini memiliki kelenjar aroma perineum di bawah ekornya, menyerupai testis, fitur yang memberi mereka nama ilmiah mereka. Kelenjar ini terletak dalam kantong double-saku di bawah kulit perut, dan digunakan untuk menyemprot dalam pertahanan, untuk menandai wilayah, dan untuk komunikasi
Reproduksi
Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus) menemukan pasangan menggunakan tanda aroma dari kelenjar anal mereka, menunjukkan setiap zaman musang, jenis kelamin, penerimaan, hubungan kerabat, dan jika mereka akrab. Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus) seksual reseptif sepanjang tahun dengan siklus estrus rata-rata sekitar 82 hari. Pasangan cenderung memilih pohon untuk periode ini di dekat anggota lain dari kelompok mereka. Setelah periode kehamilan dua bulan, musang kelapa Asia melahirkan dua sampai lima anak musang di cekungan pohon atau celah-celah batu untuk kerahasiaan dan perlindungan. Baby dilahirkan dengan mata tertutup dan bulu menutupi tubuh mereka. Bayi musang sangat kecil, beratnya hanya sekitar 80 gram saat lahir. Pada 11 hari, mata mereka terbuka dan dengan berusia dua bulan disapih. Setelah sekitar tiga bulan, musang ini dianggap penuh tumbuh, tetapi mereka tidak matang secara seksual sampai mereka berusia sekitar satu tahun
Source : SUMBER
Tambahan dari teman – teman ZOMBIE’S yang lain :
Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang
termasuk suku musang dan garangan (Viverridae).
Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus
hermaphroditus dan di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga
dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi),
careuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang,
house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.
Musang bertubuh sedang, dengan
panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar 40 cm atau kurang). Abu-abu
kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.
Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan,
dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur
di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak
begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar.
Sisi samping dan bagian perut lebih
pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya.
Wajah, kaki dan ekor coklat gelap
sampai hitam.
Dahi dan sisi samping wajah hingga
di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam
samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Hewan betina memiliki tiga pasang
puting susu.
KEBIASAAN MUSANG
Musang luwak adalah salah satu jenis
mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan.
Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal, lebih kerap berkeliaran
di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang juga
bersifatnokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain
aktivitas hidupnya.
Dalam gelap malam tidak jarang
musang luwak terlihat berjalan di atas atap rumah, meniti kabel listrik untuk
berpindah dari satu bangunan ke lain bangunan, atau bahkan juga turun ke tanah
di dekat dapur rumah. Musang luwak juga menyukai hutan-hutan sekunder.
Musang ini kerap dituduh sebagai
pencuri ayam, walaupun tampaknya lebih sering memakan aneka buah-buahan di
kebun dan pekarangan.
Termasuk di antaranya pepaya,
pisang, dan buah pohon kayu afrika (Maesopsis eminii). Mangsa yang lain adalah
aneka serangga, moluska, cacing tanah, kadalserta bermacam-macam hewan kecil
lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus.
Di tempat-tempat yang biasa
dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, seringkali didapati tumpukan
kotoran musang dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di dalamnya.
Agaknya pencernaan musang ini begitu singkat dan sederhana, sehingga biji-biji
itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu pulalah, konon musang luwak memilih
buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya. Maka terkenal istilah
kopi luwak dari Jawa, yang menurut cerita dari mulut ke mulut diperoleh dari
biji kopi hasil pilihan musang luwak, dan telah mengalami ‘proses’ melalui
pencernaannya!
Musang luwak, menurut lukisan dalam
buku William Marsden (1811), The History of Sumatra.
Akan tetapi sesungguhnya ada
implikasi ekologis yang penting dari kebiasaan musang tersebut. Jenis-jenis
musang lalu dikenal sebagai pemencar biji yang baik dan sangat penting
peranannya dalamekosistem hutan.
Pada siang hari musang luwak tidur
di lubang-lubang kayu, atau jika di perkotaan, di ruang-ruang gelap di bawah
atap.
Hewan ini melahirkan 2-4 anak, yang
diasuh induk betina hingga mampu mencari makanan sendiri.
Sebagaimana aneka kerabatnya dari
Viverridae, musang luwak mengeluarkan semacam bau dari kelenjar di dekat
anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula
menjadi pekat dan memualkan. Kemungkinan bau ini digunakan untuk menandai
batas-batasteritorinya, dan pada pihak lain untuk mengetahui kehadiran hewan
sejenisnya di wilayah jelajahnya.
JENIS YANG BERKERABAT &
PENYEBARANNYA
Ada empat spesies musang dari marga
Paradoxurus, yalah:
Paradoxurus hermaphroditus, musang
luwak, yang menyebar luas mulai dari India dan bagian utara Pakistan di barat,
Sri Lanka, Bangladesh,Burma, Asia Tenggara, Tiongkok selatan, Semenanjung
Malaya hingga ke Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa,
Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, sertaTaliabu dan Seram di Maluku.
Paradoxurus zeylonensis, menyebar
terbatas di Sri Lanka.
Paradoxurus jerdoni, menyebar
terbatas di negara bagian Kerala, India selatan.
Paradoxurus lignicolor, menyebar
terbatas di Kepulauan Mentawai.
JENIS YANG SERUPA
Musang akar (Arctogalidia
trivirgata), dengan ekor yang umumnya lebih panjang dari kepala dan tubuhnya,
tiga garis punggung yang tanpa atau hampir tidak terputus, dan tidak memiliki
bintik-bintik di sisi tubuhnya. Musang akar hidup di hutan.
Musang galing (Paguma larvata),
biasanya lebih kemerahan (tengguli), tanpa bintik-bintik di sisi tubuh, wajah
putih kekuningan dengan ‘topeng’ gelap kehitaman di sekitar mata.
Musang rase (Viverricula indica),
ekor berbelang-belang sempurna, hitam putih, 6-9 buah.
Semoga bermanfaat untuk warga MLI
(Bapak :
Raga Prabuana)
Sumber Wikipedia
Pentingnya
ekonomi untuk Manusia:
+ Positif
+ Positif
Salah satu
penggunaan awal bahwa manusia telah menggunakan musang untuk harum mereka. Di
masa lalu itu digunakan untuk mengobati hal-hal seperti kudis, tapi hari ini
hanya digunakan untuk parfum. Untuk mendapatkan minyak luwak, kelenjar aroma
harus dikorek keluar dengan alat khusus, yang merupakan tugas yang sulit dan
jika tidak dilakukan dengan benar menyakitkan untuk musang. "Musk"
atau bau khasny juga dapat dihasilkan ketika musang stres,menandakan
wilayah,atau masi birahi. Seringkali, industri ini didukung oleh pemburu yang
pergi ke alam liar dan menangkap musang liar untuk mendapatkan minyak mereka.
Orang juga menggunakan musang sebagai penangkap tikus, karena mereka makan
tikus dan tikus. (Duckworth, et al, 2011;. Nowak, 1999)
Musang
paling dikenal untuk membantu dalam produksi kopi yang mahal, Kopi luwak,
dengan melewatkan buah kopi melalui saluran pencernaan mereka. Sebagai ceri
melalui kelapa musang saluran pencernaan, mereka mendapatkan unik "yg
berbau daging yg hampir busuk" rasa dan masyarakat memanfaatkan lubang ini
dari kotoran musang. Kopi ini sangat diminati karena musang kecenderungan untuk
hanya memilih buah kopi ripest. Kopi luwak adalah kopi termahal di dunia,
menjual selama lebih dari seratus dolar per pon. (Duckworth, et al, 2011;.
Nowak, 1999)
Source : http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Paradoxurus_hermaphroditus/specimens/
(Bpk. Dion Pratama).
(Bpk. Dion Pratama).
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
saya
tambahin sedikit ya..
Taxonomy
Table
·
CLASS
MAMMALIA
·
SUBCLASS
Theria
·
INFRA-CLASS
Eutheria
·
SUPERORDER
Ferae
·
ORDER
Carnivora
·
SUBORDER
Fissipedia
·
FAMILY
Viverridae
·
SUBFAMILY
Paradoxurinae
·
GENUS
Paradoxurus
·
SUBGENUS
SPECIES [79
species-subspecies] :
·
SPECIES Paradoxurus
hermaphroditus (Pallas, 1777)
·
SUBSPECIES
Paradoxurus hermaphroditus balicus Sody, 1933
·
SUBSPECIES ?
Paradoxurus hermaphroditus fossa Marsden, 1811
·
SUBSPECIES
Paradoxurus hermaphroditus javanicus Horsfield, 1824.
·
SUBSPECIES
Paradoxurus hermaphroditus musanga Raffles, 1822
·
SUBSPECIES ?
Paradoxurus hermaphroditus musangoides Gray, 1837
·
SUBSPECIES
Paradoxurus hermaphroditus rindjanicus Mertens, 1929
·
SUBSPECIES ?
Paradoxurus hermaphroditus sabanus Thomas, 1909
·
SUBSPECIES ?
Paradoxurus hermaphroditus sumatrensis Fischer, 1829
·
SUBSPECIES ?
Paradoxurus hermaphroditus sumbanus Schwarz, 1910
Untuk jenis Musang,Musang pandan n
Musbul itu ordo nya Karnivora,namun karna sistem pencernaan mereka mampu
beradaptasi dengan habitat nya dmn pun mereka berada maka mereka bisa makan
buahan,atau pun serangga,dan mereka bisa menjadi Omnivora atau pemakan segala.
KELAS MAMALIA
SUB KELAS THERIA (Subclass spesies
mamalia yang termasuk marsupial dan mamalia plasenta.)
INFRA KELAS EUTHERIA ( takson yang
terdapat mamalia plasental)
SUPERORDER Ferae
ORDER Carnivora (Pemakan daging)
SUBORDER Fissipedia
KELUARGA Viverridae
SUB KELUARGA Paradoxurinae
GENUS Paradoxurus
Locality :
kalimat ketiga itu menunjukan locality / sebutan dari si musang tsb..contoh :
Locality :
kalimat ketiga itu menunjukan locality / sebutan dari si musang tsb..contoh :
-Paradoxurus
hermaphroditus rindjanicus (rindjanicus, berarti musang pandan rinjani)
- Paradoxurus hermaphroditus balicus
(balicus,berarti musang pandan lokality bali)
(Bapak Sidiq )
(Bapak Sidiq )
Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus)
Musang Luwak atau disebut Luwak
adalah hewan dengan nama latin Paradoxurus hermaphroditus.
Banyak yang mengenal Musang Luwak sebagai binatang
yang pandai memilih biji kopi terbaik yang setelah dimakan dan dikeluarkan
bersama tinjanya kemudian menjadi komoditas kopi pilihan yang sering disebut
kopi luwak.
Di beberapa daerah di Indonesia, hewan ini
dikenal dengan beberapa nama seperti Musang (Betawi), Careuh (Sunda), dan Luwak
atau Luak (Jawa). Sedang dalam bahasa Inggris binatang seukuran kucing ini
disebut Common Palm Civet, Mentawai Palm Civet, Common Musang, House Musang
atau Toddy Cat.
Dalam bahasa ilmiah (nama latin) Musang Luwak
disebut Paradoxurus hermaphroditus. Nama ini berasal dari fakta bahwa
Luwak memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya.
Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi
pekat dan memualkan.
Diskripsi, Ciri, dan Perilaku.
Musang Luwak atau Common Palm Civet bertubuh sedang berukuran sekitar
50 cm dengan ekor panjang mencapai 45 cm dan berat rata-rata 3,2 kg. Tubuh
Luwak ditutupi bulu berwarna kecoklatan dengan moncong dan ekor berwarna
kehitaman.
Sisi bagian atas berwarna abu-abu kecoklatan
dengan variasi warna coklat merah tua. Muka kaki dan ekor coklat gelap sampai
hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna
keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah
dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Musang Luwak (Paradoxurus
hermaphroditus) merupakan mamalia yang bersifat arboreal
(hidup di pepohonan) meski sering juga turun di atas tanah. Musang Luwak juga
merupakan binatang nokturnal
yang beraktifitas di malam hari.
Musang Luwak merupakan hewan omnivora. Makanan
utamanya adalah buah-buahan lembek seperti buah kopi, mangga, pepaya, dan
rambutan. Namun Luwak juga memakan telur, serangga, burung
dan mamalia kecil.
Pencernaan Luwak (Paradoxurus hermaphroditus)
sangat sederhana sehingga biji-bijian yang dimakannya akan dikeluarkan kembali
utuh bersama kotorannya. Dari sinilah kemudian Luwak dikenal sebagai penghasil
kopi pilihan berkualitas baik yang kerap disebut Kopi Luwak. Selain itu,
kebiasaan makan hewan ini membuatnya mempunyai peranan penting dalam ekologis
sebagai pemencar biji yang baik yang kemudian dapat tumbuh menjadi benih-benih
pohon baru di hutan.
Persebaran dan Konservasi.
Musang Luwak atau Common Palm Civet (Paradoxurus
hermaphroditus) tersebar luas mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei
Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia,
Myanmar, Nepal, Singapura, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.
Di Indonesia Musang Luwak tersebar secara alami
mulai dari Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan. Selain itu juga telah diintoduksi ke Papua, Nusa Tenggara,
Sulawesi, dan Maluku.
Habitat yang disukai adalah hutan, semak-semak,
hutan sekunder, perkebunan, dan di sekitar pemukiman manusia. Musang luwak (Paradoxurus
hermaphroditus) dapat hidup di daerah dataran rendah hingga di
daerah dengan ketinggian 2.500 meter dpl.
Musang Luwak selain dianggap berjasa dalam
produksi Kopi Luwak yang berharga tinggi juga dianggap sebagai binatang
pengganggu yang sering memangsa ayam, anak ayam, dan telur.
Populasi dianggap masih banyak dan aman dari
kepunahan. Karena itu, IUCN Redlist hanya
memasukkannya dalam status konservasi Least Concern
sejak 1996.
Terkadang Luwak dianggap mengganggu, namanya pun
banyak disematkan pada peribahasa-peribahasa yang bermakna kurang baik. Namun
ternyata aktivitas metabolismenya telah menjadikan binatang ini bukan sekedar
mesin uang bagi para produsen kopi luwak saja tetapi juga menjadi penyebar
bibit pohon baru di hutan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum:
Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Viverridae; Genus: Paradoxurus;
Spesies: Paradoxurus hermaphroditus.
Musang Pandan
Musang pandan atau lebih di kenal dengan istilah luwak adalah hewan
dengan nama latin Paradoxurus hermaphroditus. Banyak yang
mengenal musang pandan atau Luwak sebagai binatang yang
pandai memilih biji kopi terbaik yang setelah dimakan dan dikeluarkan bersama
tinjanya kemudian menjadi komoditas kopi pilihan yang sering disebut kopi
luwak. Di beberapa daerah di Indonesia, hewan ini dikenal dengan beberapa
nama seperti Musang (Betawi), Careuh (Sunda), dan Luwak atau Luak (Jawa).
Sedang dalam bahasa Inggris binatang seukuran kucing ini disebut Common Palm Civet, Mentawai Palm Civet, Common Musang, House Musang atau Toddy Cat. Dalam bahasa ilmiah (nama latin) Musang pandan disebut Paradoxurus hermaphroditus. Nama ini berasal dari fakta bahwa
musang pandan memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya.
Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi
pekat dan memualkan.
Deskripsi : Musang pandan atau Common Palm Civet bertubuh sedang
berukuran sekitar 50 cm dengan ekor panjang mencapai 45 cm dan berat rata-rata
3,2 kg. Tubuh Luwak ditutupi bulu berwarna kecoklatan dengan moncong dan ekor
berwarna kehitaman. Sisi bagian atas berwarna abu-abu kecoklatan dengan
variasi warna coklat merah tua. Muka kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam.
Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan,
seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah
hidung ke atas kepala. Musang pandan (Paradoxurus
hermaphroditus) merupakan mamalia yang bersifat arboreal (hidup di
pepohonan) meski sering juga turun di atas tanah. Musang Luwak juga
merupakan binatang yang beraktifitas di malam hari. Musang pandan
merupakan hewan pemakan segala atau disebut juga Omnivora. Makanan utamanya
adalah buah-buahan lembek seperti buah kopi, mangga, pepaya, dan rambutan.
Namun Musang pandan juga memakan telur, serangga, burung dan mamalia
kecil. Pencernaan musang pandan (Paradoxurus
hermaphroditus) sangat sederhana sehingga biji-bijian yang dimakannya akan dikeluarkan
kembali utuh bersama kotorannya. Dari sinilah kemudian musang pandan atau Luwak
dikenal sebagai penghasil kopi pilihan berkualitas terbaik yang kerap disebut
dengan Kopi Luwak. Selain itu, kebiasaan makan hewan ini membuatnya mempunyai
peranan penting dalam ekologis sebagai pemencar biji yang baik yang kemudian
dapat tumbuh menjadi benih-benih pohon baru di hutan. Persebaran dan Konservasi. Musang Pandan atau Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus) tersebar luas mulai
dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia,
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Srilanka, Thailand, dan
Vietnam. Di Indonesia Musang Pandan tersebar secara alami mulai
dari Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain itu juga telah diintoduksi ke
Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Habitat yang disukai adalah
hutan, semak-semak, hutan sekunder, perkebunan, dan di sekitar
pemukiman manusia. Musang pandan (Paradoxurus
hermaphroditus). Musang Luwak selain dianggap berjasa dalam produksi Kopi Luwak yang
berharga tinggi juga dianggap sebagai binatang pengganggu yang sering memangsa
ayam, anak ayam, dan telur. Terkadang musang pandan dianggap mengganggu,
tetapi jika kita merawatnya dengan baik mereka bisa menjadi jinak dan jika di
beri makanan kopi, akan menghasilkan kopi luwak yang menghasilkan uang bagi
kita, bukan hanya itu saja tetapi juga menjadi penyebar bibit pohon baru di
hutan - hutan.
Bagaimana cara agar musang bisa jinak,terutama biar gk gigit/nyakar?
agar musang jinak sebaiknya anda rutin merawatnya dengan
baik, kira" hitungan bulan hubungan anda sebagai owner dan musang sebagai
pet anda akan terjalin, musang mengeluarkan bau khusus dari tubuhnya, dengan
pekanya musangpun akan mencium aroma tubuh anda dan semakin lama akan semakin
terbiasa dengan kehadiran anda, dan menganggap anda bukan musuhnya, wajar saja
musang wc/wild caught/tangkapan alam akan stress defensif berlebih seperti
menggigit dan mencakar pada siapapun manusia di dekatnya, memang begitulah
pertahanan dirinya selain berlari dan sembunyi, menjinakkan musang adalah
tantangan untuk anda, tentunya keuntungan juga buat anda, diketahui harga
musang jinak sedikit lebih mahal daripada musang galak, berikut sedikit tips
agar hubungan anda dengan pet akrab, diantaranya handfeed, ya memberikan
makanan langsung dari tangan anda, tentunya andapun harus berani dan tetap
mengawasi agar tidak tergigit, pastikan hanya makanan si musang yang
dimakannya, lalu yang paling penting handling, yaitu memegang, mengendalikan,
mengusap sebagai bentuk perhatian anda pada pet anda, pasangkan rantai hewan
agar musang tidak kabur, dan pakaikan selotip pada mulut musang agar tidak
menggigit, dalam menggunakan selotip pada mulut pastikan selotip dikotori
sedikit dengan debu, tempelkan saja selotip ke lantai, tarik dan tempelkan
lagi, lakukan setidaknya 4x agar daya rekat selotip tidak terlalu lengket yang
dapat menyebabkan selotip mencabut bulu pendek bagian moncong mulut musang
ketika anda mencabut selotip tersebut, tapi jangan terlalu tidak lengket juga,
setelah moncong musang aman, dan rantai hewan di pasangkan, bermainlah
dengannya, gendong dengan pelan dan lembut, jangan membuat gerakan yang
mendadak atau mengagetkan si musang, jangan terlalu menahan badan musang agar
diam, pastikan anda hanya menggenggam nya tanpa membuat simusang merasa sedang
ditangkap. semoga suksess menjinakkan musangnya. -ais-